Senin, 09 Juni 2014

Bentuk-bentuk Utama dalam Terapi


A.    Terapi Supportive
Suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien.
            Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy) merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
·         Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
·         Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
·         Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.
Penyembuhan supportive ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, diantaranya :
Bimbingan (Guidance), Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation), Pengutaraan dan penyaluran arah minat, Tekanan dan pemaksa, Penebalan perasaan (Desensitization), Penyaluran emosiona,  Sugesti, Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
Tujuan dari terapi supportive antara lain, yaitu :
            ·         Menaikkan fungsi psikologi dan sosial
            ·         Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin
            ·         Menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
            ·         Mencegah terjadinya relaps
            ·         Bertujuan agar penyesuaian baik
            ·         Mencegah ketergantungan pada dokter
·         Memindahkan dukungan profesional kepada keluarga
B.     Terapi Redukatif 
Suatu metode penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
       ·         Penyembuhan sikap (attitude therapy)
       ·         Wawancara (interview psychtherapy)
       ·         Penyembuhan terarah (directive therapy)
       ·         Psikodrama
       ·         Dan lain-lain.
Tujuan dari terapi reeducative adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada.
            C.    Terapi Reconstructive
Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
§  Psikoanalisis
§  Pendekatan transaksional (transactional therapy)
§  Penyembuhan analitik berkelompok

Sumber :
Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Shaleh, Moh. 2008. Bertobat Sambil Berobat. Jakarta: PT Mizan Publika

Perbedaan Konseling dan Psikoterapi


  • Konseling
     Menurut Richard Nelson-Jones, konseling merupakan proses psikologi yang tidak ada bedanya dengan aktifitas psikoterapi. Dalam hal ini Richard mencoba menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menjelaskan perbedaan antara aktivitas konseling dengan proses psikoterapi (dalam buku : The Theory and Practice of Counseling Pychology)

     Menurut Galdding, konseling berlangsung dalam jangka waktu yang relative singkat,bersifat antar pribadi, sesuai dengan teori-teori yang ada, dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya serta sesuai dengan etika dan aturan-aturan yang ada yang berpusat pada pemberian bantuan kepada orang-orang yang pada dasarnya mengalami gangguan psikologis agar orang-orang yang menyimpang dan mengalami masalah situsional dapat kembali normal.

  • Psikoterapi
     Menurut Hariyanto (2010), Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.

  • Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

Perbedaan konseling dan psikoterapi, dikutip uraian dari Brammer & Shostrom (1977) dan Thompson & Rudolph (1983) di bawah ini :

Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
  1. Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awerness, normal, present-time dan short-term.
  2. Sedangkan psikoterapi ditandai oleh “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long-tern”.
Konseling dan psikoterapi merupakan intervensi yang dilakukan oleh orang ahli untuk orang yang datang padanya. Keduanya merupakan interaksi antara seorang profesional  dengan orang yang minta bantuan profesinya, baik konseling maupun psikoterapi merupakan proses persuasi.


Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson &Rudolph (1983), sebagai berikut :
Konseling untuk :
      1.      Klien  
      2.      Gangguan yang kurang serius
      3.      Masalah : jabatan, pendidikan
      4.      Berhubungan dengan pencegahan
      5.      Lingkungan pendidikan dan nonmedis
      6.      Berhubungan dengan kesadaran
      7.      Metode pendidikan
Psikoterapi untuk :
      1.      Pasien
      2.      Gangguan yang serius
      3.    Masalah kepribadian & pengambilan keputusan
      4.      Berhubungan dengan penyembuhan
      5.      Lingkungan medis
      6.      Berhubungan dengan ketidaksadaran
      7.      Metode penyembuhan



Sumber : Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia