A. Komunikasi
Interpersonal Efektif
Komunikasi
dapat di katakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana di
masut oleh pengirim pesan,pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan
secara suka rela oleh penerima pesan,dapat meningkatkan kualitas hubungan antar
pribadi,dan tidak ada hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan
efektif,apabila memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
a. Pengertian yang sama dengan terhadap makna
pesan.
Salah
satu indikator yang dapat di gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan
efektif,adalah apabila makna pesan yang di kirim oleh komunikator sama dengan
makna pesan yang diterima oleh komunikan. Pada tataran empiris,seringkali
terjadi mis komunikasi yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna
pesan tidak sesuai dengan yang di maksudkan oleh komunikator.
b. Melaksanakan pesan secara suka rela.
Indikator
komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan
menindak lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka
rela,tidak karena di paksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses
komunikasi interpersonal,komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk
memperoleh keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam
kedudukan setara sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan
mengungkapkan isi pikirannya secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut.
Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang
terlibat dalam komunikasi itu kedalam suasana yang yaman,harmonis,dan bukan
sebagai suasana yang tertekan.
c. Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
Efektivitas
dalm komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif
terhadap rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling
berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa
perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses
karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan
identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang
baik di mata masyarakat.
Fungsi Komunikasi
Interpersonal Yang Efektif
Komunikasi
interpersonal dianggap efektif,jika orang lain memahami pesan anda dengan
benar,dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi
interpersonal yang efektif berfungsi membantu anda untuk :
1. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar
individu.
2. Menyampaikan pengetahuan.
3. Mengubah sikap dan perilaku.
4. Pemecahan masalah hubungan antar pribadi
5. Citra diri menjadi lebih baik.
Hukum Komunikasi Efektif
1. Lima hukum komunikasi efektif
Keefektifan
komunikasi interpersonal dapat pula dijelaskan dari prespektif The 5
Inevitable Laws of Effective Communication atau lima hukum komunikasi
efektif (ajimahendra.blogspot.com). Lima hukum itu meliputi: Respect,
Empathy, Audible, Clarity, dan Humble disingkat REACH
yang berarti meraih. Hal ini relevan dengan prinsip komunikasi interpersonal,
yakni sebagai upaya bagaimana meraih perhatian, pengakuan, cinta kasih,
simpati, maupun respom positif dari orang lain.
a. Respect
Hukum
pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalah respect,
ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling merhargai merupakan hukum yang pertama dalam
kita berkomunikasi dengan orang lain.
b. Empathy
Empathy (empati)
dalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain. Komunikasi empatik dilakukan dengan memahami dan
mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan
orang lain.
c. Audible
Makna
dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengertikan
atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih
dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti
pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d. Clarity
Selain
bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang
terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Claritydapat
pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal
kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan.
e. Humble
Hukum
ke lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati
yang kita miliki. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum
pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator
yang handal, yang dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan
keadaan komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak mempertimbangkan keadaan
komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu arah, dan seringkali
menjengkelkan orang lain.
Lima Sikap Positif yang
Mendukung Komunikasi Interpersonal
Devito
(1997:259-264) mengemukakan lima sikap positif yang perlu dipertimbangkan
ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal. Lima sikap positif
tersebut, meliputi:
a. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan
ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenaan
menyampaikan informasi penting kepada orang lain.
b. Empati (empathy)
Empati
ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjadi orang lain,
dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang
dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang
orang lain, melalui kaca mata orang lain.
c. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan
interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung (supportiveness).
Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk
mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.
d. Sikap positif (positiveness)
Sikap
positif (positiveness) ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku.
Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap,
antara lain:
§ Menghargai orang lain
§ Berfikiran positif terhadap orang lain
§ Tidak menaruh curiga secara berlebihan
§ Meyakini pentingnya orang lain
§ Memberikan pujian dan penghargaan
§ Komitmen menjalin kerjasama
e. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan
(equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan,
kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan.
Indicator kesetaraan meliputi:
§ Menempatkan diri setara dengan orang lain
§ Menyadari akan adanya kepentingan yang
berbeda
§ Mengakui pentingnya kehadiran orang lain
§ Tidak memaksa kehendak
§ Komunikasi dua arah
§ Saling memerlukan
§ Suasana komunikasi akrab dan nyaman
Faktor keefektifan
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal yang efektif menjadi keinginan semua orang. Dengan komunikasi
efektif tersebut, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh manfaat
sesuai yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan
komunikasi interpersonal apabila dipandang dari sudut komunikator, komunikan,
dan pesan.
a. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut
komunikan
1) Kredibilitas: ialah kewibawaan seorang
komunikator di hadapan komunikan. Pesan yag disampaikan oleh seorang komunikator
yang kredibitilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh terhadap
penerima pesan.
2) Daya tarik: ialah daya tarik fisik maupun non
fisik. Adanya daya tarik ini akan mengudang simpati penerima pesan komunikasi.
Pada akhirnya penerima pesan akan dengan mudah menerima pesan-pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
3) Kemampuan intelektual: ialah tingkat
kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang komunikator. Kemampuan intelektual
itu diperlukan seorang komunikator, terutama dalam hal menganalisis suatu
kondisi sehingga bisa mewujdukan cara komunikasi yang sesuai.
4) Integritas atau keterpaduan sikap dan
perilaku dalam aktivitas sehari-hari. Komunikator yang memiliki keterpaduan,
kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh komunikan.
5) Ketepercayaan: kalau komunikator dipercaya
oleh komunikan maka akan leibh udah menyampaikan pesan dan mempengaruhi sikap
orang lain.
6) Kepekaan sosial, yaitu suatu kemampuan
komunikator untuk memahami situasi di lingkungan hidupnya. Apabila situasi
lingkungan sedang sibuk, maka komunikator perlu mencari waktu lain yang lebih
tepat untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain.
7) Kematangan tingkat emosional, ialah kemampuan
komunikator untuk mengendalikan emosinya, sehingga tetap dapat melaksanakan
komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di kedua belah pihak.
8) Berorientasi kepada kondisi psikologis
komunikan, artinya seorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang
yang diajak bicara. Diharapkan komunikator dapat memilih saat yang paling tepat
untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan.
9) Komunikator harus bersikap supel, ramah dan
tegas.
B. Model Pengolahan
Informasi
Model-model
Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat
dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami
dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah
dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model
Pengolahan informasi berorientasi pada :
a. Proses Kognitif
b. Pemahaman Dunia
c. Pemecahan Masalah
d. Berpikir Induktif
C. Model Interaktif
Manajemen
Prinsif Model Interaktif
manajemen:
Keseluruhan proses
manajemen dibangun berdasarkan hubungan ikatan kepercayaan yang membutuhkan
keterbukaan dan kejujuran baik dari pihak manajer maupun pekerja. Bawahan
menurut /melakukan pekerjaannya, bukan karena mereka dibuat seperti itu, tetapi
karena mereka merasa mengerti oleh manajer dan memahami masalahnya. Pekerja
bekerja keras untuk membuat keputusan yang benar. Mereka merasa tidak suka
dimanipulasi, dikontrol, atau dibujuk untuk membuat keputusan bahkan jika
keputusan itu yang akhirnya mereka buat. Jangan memecahkan masalah
bawahan. Mereka akan merasa tidak menyukai solusi tersebut, dan jika anda
sebagai manajer memperkenalkan solusinya, mereka akan tidak menyukai anda.
Tunjukan masalahnya; jangan pecahkan. Biarkan bawahan memecahkan masalah-masalah
mereka dengan bantuan anda.
Model Interaktif Manajemen
Model Interaktif manajemen
dalam komunikasi yang mencakup
1. Confidence
Kenyamanan dapat membuat
suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan
pengertian.
2. Immediacy
Suatu model organisasi yang
membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management
Adanya berbagai interaksi
dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak
yang bersangkutan
4. Expressiveness
Mengembangkan suatu
komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation
Sumber :
Anggota IKAPI. 1987. Komunikasi
Mengena. Yogyakarta: Kanisius
Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Citrobroto, Suhartin. 1989. Prinsip-prinsip
dan Teknik Berkomunikasi. Jakarta: PT Citra Aditya Bakti
Effendy,
Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar
Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
Littlejohn,
Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
Mulyana,
Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
Ruben,
Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn
and Bacon
Sendjaja,Sasa
Djuarsa,1994,Pengantar Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka.
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama